Berkenalan Dengan Uefi Bios Pada Pc

Komputer merupakan perangkat elektronik yang cukup kompleks. Terdiri dari banyak komponen menyerupai perangkat masukan, CPU/prosesor, memori RAM, media penyimpanan, perangkat keluaran, dan banyak periferal lainnya. Dari banyak komponen tersebut, tentu ada sebuah perangkat yang mengendalikannya.
Ialah BIOS, akronim dari Basic Input Output System merupakan firmware atau software kecil yang tertanam dalam sebuah chip pada motherboard yang mengendalikan sistem komputer. BIOS mengatur konfigurasi dan kinerja komputer khususnya dikala dinyalakan sebelum masuk ke sistem operasi.

Berikut ini beberapa kiprah penting yang dilakukan BIOS pada PC

  1. Melakukan POST (Power On Self Test) yakni mendeteksi dan menyidik semua komponen yang terpasang dikala komputer dinyalakan
  2. Mengkonfigurasi pengaturan standar pada perangkat vital menyerupai prosesor, RAM, display adapter, penanganan interrupt, komunikasi I/O, dll
  3. Mengatur konfigurasi untuk sistem operasi contohnya proses boot, administrasi hard disk, penaggalan, dan terusan pada sistem hardware.
  4. Memonitor aspek penting pada sistem menyerupai voltase yang digunakan, suhu/temperatur sistem, frekuensi kerja prosessor, dan kecepatan kipas pendingin
  5. Melakukan kontrol dan diagnosa sistem komputer, biasanya pada hard disk dan memory
  6. Melakukan pengaturan untuk fitur-fitur pemanis yang biasanya disertakan oleh chipset menyerupai audio, SATA, network, port I/O, dll
  7. Melakukan perlindungan kinerja dan keamanan komputer
Perangkat BIOS terdiri dari 3 bagian, yaitu chip BIOS sendiri serta memori dan baterai CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Memori CMOS yang bersifat non-volatile ini mempunyai kegunaan untuk menyimpan semua pengaturan BIOS, sehingga membutuhkan daya listrik terus menerus.
Sedangkan baterai CMOS berfungsi untuk menyuplai arus listrik bagi memori CMOS biar pengaturan BIOS tidak hilang. Baterai CMOS umumnya berbentuk bundar pipih yang terbuat dari materi Lithium dengan tipe CR2032 dan bisa bertahan sampai waktu yang cukup lama. Kebanyakan baterai CMOS bersifat removable sehingga jikalau sewaktu-waktu bermasalah, sanggup diganti dengan mudah.
Jika memori CMOS tidak mendapat arus listrik, pengaturan BIOS yang tersimpan akan terganggu diantaranya dengan kacaunya pengaturan waktu. Bahkan pengaturan BIOS yang ada bisa saja hilang sama sekali sehingga sistem kembali pada pengaturan default. BIOS umumnya diproduksi oleh sejumlah vendor semisal Award BIOS, AMIBIOS, dan Insyde. Namun, ada juga vendor motherboard yang membuatkan BIOS sendiri.
Bagi sebagian pengguna komputer, BIOS dilarang diutak-atik alasannya ialah sanggup menimbulkan kerusakan sistem komputer. Memang, jikalau pengguna salah dalam menciptakan pengaturan BIOS, sistem bisa mengalami kegagalan bahkan tidak bisa menyala sama sekali.
Saat ini, teknologi BIOS sudah semakin berkembang sehingga pengguna juga gampang dalam mengaturnya. Beberapa vendor melengkapi BIOS dengan perlindungan dari kegagalan sistem. Pengaturan BIOS juga gampang diatur ke pengaturan maksimal.
Mungkin anda tertarik membaca
BIOS tradisional mempunyai antarmuka grafik berbasis teks. Tampilannya hampir menyerupai dengan tampilan Command Prompt pada Windows. Untuk mengoperasikannya hanya sanggup memakai keyboard.
Seiring berkembangnya teknologi komputer, BIOS juga dikembangkan biar bisa menangani kemampuan komputer yang semakin cepat dan kompleks. Saat ini telah hadir teknologi BIOS terbaru yang dinamakan UEFI (Unified Extensible Firmware Interface). UEFI BIOS diciptakan untuk menggantikan BIOS tradisional yang mempunyai beberapa kelemahan menyerupai performa yang kurang cepat. Dengan hadirnya teknologi UEFI BIOS, komputer sanggup mempunyai kinerja yang lebih optimal serta bisa menangani teknologi modern.

Beberapa kelebihan atau perbedaan UEFI dan BIOS Tradisional (Legacy BIOS) diantaranya yaitu :

  1. Mendukung teknologi komputasi yang gres menyerupai komputasi 32-bit (x86) dan 64-bit (x86-64)
  2. Mendukung bagan partisi disk GPT (GUID Partitioning Table) yang sanggup mengalamati partisi sampai 8 ZB tanpa batasan jumlah partisi. BIOS tradisional hanya mendukung bagan MBR (Master Boot Record) yang terbatas hanya 4 partisi primer dengan kapasitas maksimal 2 TB.
  3. Memiliki lingkungan BIOS yang jauh lebih fleksibel layaknya sistem operasi sehingga gampang untuk diatur. Beberapa produsen komputer bahkan menciptakan UEFI BIOS mempunyai antarmuka berbasis grafis sehingga penggunaannya sama menyerupai kegiatan aplikasi biasa.
  4. Mendukung proses booting yang lebih modern. UEFI BIOS juga mempunyai fitur keamanan Secure Boot sehingga komputer hanya akan boot ke sistem operasi tertentu saja
  5. UEFI BIOS mempunyai fitur shell environment yang sanggup dipakai untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus menyerupai diagnosa dan perbaikan komputer meski sistem operasi belum terpasang.
  6. UEFI BIOS juga tetap kompatibel dengan fitur-fitur BIOS tradisional menyerupai sumbangan bagan MBR melalui fitur CSM (Compatibility Support Module).
Saat ini, hampir semua komputer modern telah mengadopsi UEFI BIOS. Banyak vendor hardware dan software telah mendukung UEFI BIOS pada sistem mereka diantaranya Intel, HP, IBM, Apple, dan Microsoft serta beberapa produsen motherboard menyerupai Asus, Gigabyte, Asrock dan MSI. Sistem operasi yang sudah mendukung UEFI BIOS diantaranya Linux, Mac OS X, dan Windows Vista (dan yang lebih baru).

Proses boot pada UEFI BIOS

UEFI boot memakai prosedur boot manager untuk proses booting ke sistem operasi. Setelah proses POST selesai, boot manager akan menyidik konfigurasi boot dan kemudian memuatnya pada memori. Processor akan mengeksekusi daftar bootloader/kernel sistem operasi yang terpasang. Konfigurasi boot ini tersimpan dalam memori CMOS atau NVRAM yang berupa lokasi kernel dan loader sistem operasi.
Jika komputer hanya memakai bagan MBR (Master Boot Record), UEFI akan memakai fitur CSM (Compatibility Support Module) untuk memakai prosedur boot sector menyerupai pada BIOS tradisional.
UEFI BIOS sanggup mengimplentasikan boot pada perangkat removable menyerupai USB flash drive. Tak hanya itu, UEFI juga mendukung boot melalui jaringan berkat fitur Preboot eXecution Environment (PXE). Boot melalui PXE ini memakai protokol IPv4/IPv6, UDP (User Datagram Protocol), DHCP (Dynamic Host Control Protocol), dan TFTP (Trivial File Transfer Protocol).
Dulu, BIOS hanya berperan dikala sistem melaksanakan POST. Setelah proses booting selesai, BIOS tidak terlalu diharapkan alasannya ialah tugasnya sudah diambil alih oleh sistem operasi. Kini dengan adanya fitur shell environtment, UEFI BIOS sanggup dibekali beberapa fungsi khusus tanpa melibatkan kiprah sistem operasi.

UEFI/BIOS pada perangkat grafis

Saat komputer dinyalakan, monitor umumnya menampilkan proses booting sebelum masuk dalam antarmuka sistem operasi. Hal ini dikarenakan perangkat grafis yang terkoneksi dengan monitor juga mempunyai sebuah komponen yang dinamakan Video BIOS (VBIOS).  Tidak jauh berbeda dengan BIOS pada motherboard, VBIOS juga dipakai untuk mengatur komponen dalam perangkat grafis diantaranya menyediakan terusan bagi kegiatan aplikasi pada fungsi-fungsi grafis/video.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel