Creepypasta Jepang - Seven / Tujuh

Seven
(tujuh)
 Cerita berikut ini diceritakan oleh temanku dari Jepang Creepypasta Jepang - Seven / Tujuh

Cerita berikut ini diceritakan oleh temanku dari Jepang. Katanya, ia pernah membacanya pada sebuah surat kabar. Aku sendiri bahwasanya belum pernah melihat surat kabar itu, jadi saya tidak tahu kisah ini benar terjadi atau hanya hoax. Kalian sanggup mencari gosip perihal kisah ini, dan beropini sendiri.

***

Ada sekelompok cendekia balig cukup akal yang terdiri dari 8 orang. 4 pria dan 4 perempuan. Mereka mencar ilmu di sekolah yang sama. Suatu malam, mereka mengadakan sebuah pesta kecil di rumah salah satu dari mereka. Saat itu sudah larut malam. Bermula dari obrolan-obrolan kecil, hingga karenanya mereka mulai bertukar kisah seram. Setelah bertukar beberapa kisah seram, mereka menerima pandangan gres untuk melaksanakan uji nyali di suatu daerah yang menakutkan. Mereka pikir cara ini cukup menarik untuk bersenang-senang.

Mereka ingat, bertahun-tahun yang kemudian mereka pernah mendengar perihal sebuah sekolah bau tanah yang telah ditinggalkan. Tempat itu terletak di pinggiran kota. Semua orang bilang sekolah tersebut berhantu.

Walaupun demikian, bahwasanya tidak ada satupun dari kedelapan cendekia balig cukup akal ini yang percaya adanya hantu. Mereka melaksanakan uji nyali hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa maksud benar-benar mencari aktifitas paranormal. Dan kenapa mereka mendatangi sekolah bau tanah yang konon berhantu itu, ialah sebab sekolah bau tanah itu letaknya paling akrab dari lokasi mereka berada, jikalau dibandingkan dengan tempat-tempat lain yang juga mempunyai kisah hantu. Kaprikornus tidak ada maksed khusus.

Salah satu gadis diantara mereka mempunyai mobil, jadi kelompok kecil ini tetapkan untuk memakai mobilnya untuk pergi ke sekolah bau tanah yang mereka bicarakan. Setelah semua setuju, mereka pergi ke rumah si gadis untuk meminjam mobilnya. Singkat cerita, mereka berangkat hingga ke sekolah bau tanah itu, dan memarkirkan mobilnya pada halaman depan sekolah.

Di sana mereka menciptakan tantangan yang berdasarkan mereka cukup menarik. Mereka membagi kelompok kecil mereka menjadi 4 pasangan, yang masing-masing terdiri dari 1 orang pria dan 1 orang perempuan. Rencananya, setiap pasangan harus berjalan mengitari sekolah bau tanah itu berlawanan arah dengan jarum jam. Mereka memperkirakan untuk satu kali mengitari sekolah bau tanah itu akan memakan waktu sekitar 10 menit. Setiap pasangan akan bergantian untuk mengitari sekolah. Setelah pasangan pertama selesai, mereka harus menceritakan apa saja yang mereka lihat atau rasakan. Kemudian giliran pasangan kedua, dan seterusnya hingga pasangan terakhir, yaitu pasangan keempat.

***

Pasangan pertama memulai permainan. Dua orang ini mulai memasuki sekolah bau tanah yang konon berhantu itu, sedangkan enam temannya yang lain tetap di kendaraan beroda empat untuk menunggu giliran.

Setelah menunggu beberapa saat, tampaknya enam orang di dalam kendaraan beroda empat ini mulai habis kesabaran. Saat itu sudah sekitar 20 menit mereka menunggu, tapi kedua orang sobat mereka yang pertama masuk tidak kunjung keluar. Setelah lewat dari 30 menit, pasangan kedua karenanya tetapkan untuk memasuki sekolah, untuk mendapatkan tantangan dan mencari dua orang sobat mereka yang tidak kunjung keluar.

Saat ini ada 4 orang, atau 2 pasangan yang menunggu di dalam mobil. Setelah cukup usang menunggu, pasangan kedua juga tidak kunjung keluar dari sekolah bau tanah itu.

Sudah lewat 1 jam dari ketika pasangan pertama masuk, tetapi tidak ada kabar apapun dari 4  sahabat mereka yang telah masuk ke dalam sekolah. Tidak pikir panjang, karenanya pasangan ketiga memasuki sekolah untuk mencari sobat mereka.

Sudah 6 orang yang masuk ke dalam sekolah tetapi tidak ada satupun dari mereka yang keluar ataupun memberi kabar. Tersisa pasangan terakhir yang berada di dalam mobil. Mereka mulai gelisah. Si wanita mulai panik dan menangis, sedangkan si pria berusaha untuk menenangkannya.

Si anak pria berkata ke anak perempuan, "Aku akan pergi untuk mencari yang lainnya. Jika saya tidak kembali sehabis 30 menit, maka panggillah polisi."

Setelah tekatnya sudah bulat, si anak pria masuk ke sekolah bau tanah itu seorang diri untuk mencari 6 orang temannya yang menghilang tanpa kabar. Si wanita hanya sanggup menunggu di luar sekolah sambil menangis, dan berharap teman-temannya keluar dengan selamat.

30 menit wanita itu menunggu sambil terisak, tapi masih belum ada seorang pun yang keluar. Saat lewat dari 1 jam karenanya si wanita mulai takut dan panik. Sambil menangis, ia pribadi menghidupkan mobil, dan mengemudi hingga ke kantor polisi terdekat untuk meminta bantuan.

Waktu ketika itu sudah menjelang subuh. Akhirnya, 4 orang polisi membantu si anak wanita untuk mencari 7 orang temannya yang tidak pernah keluar dari sekolah bau tanah yang konon berhantu itu. Mereka mulai mencari di area terbuka, tepatnya disekitar lapangan sekolah. Namun tidak ada gejala sama sekali. Setelah mencari cukup lama, karenanya mereka menemukan pintu gedung olahraga bau tanah yang terbuka. Bangunan bau tanah yang sudah sangat usang tidak terpakai, yang terletak sempurna di samping gedung sekolah.

Mereka karenanya memasuki gedung olahraga bau tanah tersebut. Namun bangunan tersebut kosong. Hanya abu dan udara pengap yang menyapa mereka ketika memasuki bangunan itu. Setelah menelusuri bangunan itu cukup dalam, mereka menemukan ruang toilet. Setelah mereka memasuki ruang toilet, 4 orang polisi dan satu orang wanita yang tersisa itu hanya sanggup terbelalak melihat 7 orang yang mereka cari dari tadi tergantung tidak bernyawa. Entah apa penyebabnya, leher mereka terjerat di langit-langit.

Pagi harinya polisi mulai menginterogasi si wanita yang selamat. Ia bersumpah bahwa ia menceritakan kisah yang benar. Tujuh cendekia balig cukup akal pergi ke sekolah bau tanah terlantar untuk menguji keberanian mereka. Mereka tidak punya niat lain, apa lagi untuk bunuh diri.

Namun demikian, sehabis menghabiskan waktu berminggu-minggu mencoba untuk memecahkan misteri tersebut, polisi karenanya menutup kasus. Mereka berkata bahwa mereka tidak sanggup menemukan bukti lain perihal simpulan hidup 7 cendekia balig cukup akal itu. Pada akhirnya, insiden itu dijelaskan sebagai masalah histeria massal. Polisi mengklaim bahwa 7 cendekia balig cukup akal yang tergantung itu meninggal akhir bunuh diri.

Sampai hari ini, tidak ada seorang pun di kota itu yang berani pergi ke sekolah bau tanah sehabis larut malam.


source:
scaryforkid.com
translated by aulida_wazani, wattpad
improved by Akira Asayami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel