Takut Perjuangan Bangkrut? Yuk Mencar Ilmu Dari Nokia, Blackberry Dan Uber

Kebangkrutan suatu perjuangan yaitu hal yang paling ditakutkan oleh semua pebisnis, baik itu mereka yang gres saja merintis bisnisnya, ataupun bagi mereka yang sudah sukses dan mempunyai suatu bisnis besar yang mapan, juga takkan lepas dari ancaraman bangkutnya perjuangan mereka.

Nokia contohnya. Siapa yang tidak kenal dengan merek ponsel yang satu ini? dimasa jayanya, ponsel Nokia merupakan ponsel yang paling di gemari dan merupakan " Rajanya" ponsel yang tidak bisa di tandingi oleh merek manapun.

Kepercayaan masyarakatpun terhadap Nokia bisa dibilang sangat tinggi, sehingga berapun harga yang mereka patok cukup mahal, hampir setiap seri yang Nokia luncurkan, selalu laku manis di pasaran.

Tapi itu semua cuma masa lalu, sekarang Nokia tak lagi menjadi Rajanya ponsel dan bahkan sudah dinyatakan gulung tikar serta resmi di akuisisi oleh microsoft.

Kenapa perusahaan sebesar Nokia bisa bangkrut? inilah yang patut kita jadikan pelajaran bagi kita para pebisnis. Apapaun bisnis kita dikala ini, kita bisa mengakibatkan cerita pilu Nokia ini sebagai pelajaran agat tidak terjadi pada bisnis kita.

Menurut beberapa pakar bisnis, kebangkrutan Nokia terjadi bukanlah sebab Nokia tidak mau berinovasi dan mengikuti perkebambangan zaman, sebab perusahaan ini sudah banyak melaksanakan riset dan penelitian serta menyiapkan smartphone pertamanyan semenjak tahun 1996, da bahkan di hasilnya 90' anpun Noki masih menjadi raja portable layar sentuh yang menjadi cikal bakal smartphone dikala ini.

Baca juga : Bisnis yang laku setiap hari dalam kondisi apapun
Kebangkrutan suatu perjuangan yaitu hal yang paling ditakutkan oleh semua pebisnis Takut Usaha Bangkrut? Yuk Belajar Dari Nokia, Blackberry Dan Uber

Kegagalannyapun, bukan sebab semata mata kalah dari kompetitor, mengingat pada dikala itu, tidak ada satu merek ponselpun yang bisa menyaingi nama besar nokia, maka tak heran kalau sang CEO Nokia pun menyampaikan " kami tak melaksanakan kesalahan apapun, tapi kami tak tahu mengapa kami bisa kalah". Ungkap sanga CEO pada dikala konfersi pers akuisisi Nokia.

Namun, berdasarkan beberapa pendapat, yang menjadi awal kebangkutan Nokia yaitu diakibatkan karea kesombongan akan nama besar dan gagal menerjemahkan hasil riset menjadi produk yang di butuhkan orang orang.

Sehingga meskipun mereka juga sudah meluncurkan Smartphone sekalipun, mereka sudah ketinggalan terlalu jauh yang bahkan nama besarnyapun tidak cukup membantu.


Hal serupa juga terjadi pada " BlackBerry"


Yang kita tahu juga merupakan salah satu perusaan ponsel yang pernah mengalami masa keemasan sebelum smartphone muncul, dimana dimasa itu BlackBerry sempat merajai pasaran dengan fitur andalannya Black Berry Massenger ( BBM).

Namun sayang itu juga tak bertahan usang dan BlackBerry tidak bisa memanfaatkan masa keemasan dari usahanya yang bagus  bertahan lama, dikarenakan terlalu fokus terhadap fitur produknya dibandingkan kepada konsumen.

Tentu ini menjadi warning bagi kita para pengusaha, bahwa konsumen yaitu raja dan segala galanya dalam dunia bisnis, apapun yang kita lakukan dan kembangkan haruslah berfokus pada kenyamanan konsumen dan hal hal yang menciptakan mereka senang.

Baca juga : 13 perjuangan tanpa modal namun bisa untung besar

Begitupun Dengan Yang Terjadi Pada UBer

Meskipun sebagai yang pertama di dalam hal ride-sharing, Nyatanya uber tak bisa berbuat banyak dan harus gulung tikar dan meninggalkan pasar asia tenggara dan juga china sebab uber tidak bisa peka terhadap kenyamanan pelanggan.

Hal ini menyerupai yang terjadi di china, dimana disana sangat rendahnya penetrasi terhadp penggunaan kartu kredit dalam hal pembayaran, namun Uber tetap memaksakan pembayaran memakai kartu kredit.

Akibatnya hal ini dijadikan senjata pamungkas oleh pesaingnya yakni "Didi Chuxing" yang menunjukkan kemudahn kepada pelanggannya untuk melaksanakan pembayaran tanpa memakai kartu.

Kesimpulan : 

Dari cerita tumbangnya beberapa perusahaan Raksasa diatas maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa dalam dunia bisnis itu yang harus kita utamakan yaitu pelanggan pelanggan dan pelanggan.

Seperti kata pepaptah " Pelanggan Adalah Raja" . jadi dalam konsisi apapun, kenyaman pelangganlah yang harus kita utamakan, sebab dari sanalah sumber kekuatan bisnis kita dan dari sanalah bisnis  kita sanggup berlangsung.

Semoga dari cerita ini kita bisa mengambil hikmah dan sanggup menghindarkan kita dari perjuangan yang bangkrut.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel