Perangkap Mental Yang Tidak Disadari Ditanamkan Orangtua Pada Anaknya (Part 1)

Harus menjadi yang terbaik dalam segala hal Perangkap Mental Yang Tidak Disadari Ditanamkan Orangtua Pada Anaknya (Part 1)
Pada dasarnya semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Tidak ada orangtua yang dengan sengaja menjerumuskan anaknya kedalam lembah hitam kehidupan. Namun adakalanya tanda disadari orangtua justru menciptakan anaknya terperangkap dalam suatu fatwa yang keliru.





Perangkap mental yang pertama yaitu "Harus Menjadi Yang Terbaik Dalam Segala Hal"

Pada dikala orangtua tidak mendapatkan hasil perjuangan dari anaknya dikarenakan jadinya kurang memuaskan, biasanya orangtua akan memarahi anaknya supaya hasil usahanya memuaskan. Hal ini akan menciptakan sang anak berpikir bahwa ketika sang anak menciptakan hasil yang tidak memuaskan, maka ia akan menerima eksekusi dari orangtuanya. Sehingga ia akan merasa telah mengecewakan kedua orangtuanya dan diri mereka sendiri. Akhirnya sang anak akan berfikir untuk bisa menghasilkan segala hal dengan tepat untuk memenuhi tuntutan dari orangtuanya sekalipun ia sama sekali tidak berminat dalam bidang itu. Hal ini tentunya akan menciptakan sang anak merasa tertekan.

Beberapa orang remaja yang telah tertanam perangkap mental ini semenjak masih anak anak, akan cenderung memunculkan sifat gampang murka atau depresi ketika merasa tidak bisa memenuhi apa yang dibutuhkan orang lain pada dirinya.

Untuk menghindari efek dari perangkap mental ini, anak anak perlu diperkenalkan dengan banyak sekali bidang supaya mereka bisa mengeksplorasi minat mereka. Dan beri pemahaman pada mereka bahwa setiap orang punya minatnya masing masing yang berbeda beda dan mempunyai kombinasi kelebihan dan kelemahan yang unik pada tiap manusia.



KASUS

Seorang ibu membawa kedua putranya ke kantor saya. Ibu ini berfikir mungkin telah terjadi sesuatu yang 'salah' terjadi pada mereka. Putra ibu yang berumur 8 tahun mempunyai ukuran badan yang relatif kecil. Menurut ibu tersebut, anak itu tidak mengatakan minat pada olahraga, tetapi lebih menentukan menghabiskan waktu di depan komputer. Sepertinya Ia mempunyai talenta di bidang IT. Sementara adik perempuannya lebih menyukai bidang atletik dan menjauhkan diri dari dunia keperempuanan.

Orang bau tanah belum dewasa tersebut telah menghabiskan banyak waktu dan energi untuk memaksa putra mereka ke dalam kegiatan olahraga dan mendorong putri mereka supaya keluar dari acara yang disenanginya. Hasilnya dua anak tersebut merasa harga diri mereka jatuh ketika tidak berhasil dalam acara pilihan orang bau tanah mereka. Saya menganjurkan supaya sang ibu membiarkan anak anaknya menghabiskan waktu untuk melaksanakan acara aktivitas yang diminati dan sesuai dengan talenta mereka.

Beberapa tahun lalu ibu kedua anak tersebut menelepon saya. Ibu tersebut menceritakan bahwa putrinya menjadi juara lomba atletik tingkat pelajar di kotanya, sedangkan putranya baru-baru ini berhasil menciptakan suatu jadwal game PC dan sudah dikontrak oleh sebuah perusahaan IT yang cukup besar untuk didistribusikan. Sungguh mengharukan!!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel