Tips Mengoptimalkan Uefi Bios Dalam Pc - Bab 1

Pada beberapa waktu yang lalu, Tekno Jempol telah membahas apa itu UEFI BIOS dan fungsinya dalam sebuah sistem komputer. Dan menyerupai yang kalian ketahui, dalam UEFI BIOS terdapat banyak sekali sajian yang digunakan untuk mengatur semua sikap dan kinerja PC. Kali ini, Tekno Jempol akan memperlihatkan tips untuk mengoptimalkan pengaturan dalam sajian UEFI BIOS.
Cara setting UEFI BIOS sangat menarik. UEFI BIOS sendiri mempunyai banyak sekali menu. Menu tersebut terkadang mempunyai nama atau tampilan yang berbeda, tergantung motherboard yang digunakan. Meski begitu, kebanyakan fungsinya tidak jauh berbeda. Beberapa vendor motherboard seperti Asus, Gigabyte, dan ASRock biasanya juga menyertakan menu-menu khusus yang unik dengan tujuan mempermudah optimalisasi.
Mengingat banyaknya menu, tidak semua sajian atau fitur dalam UEFI BIOS yang akan dibahas dalam artikel ini. Hanya sajian dan fitur penting yang diperkirakan bisa menghasilkan kinerja PC terbaik saja yang akan dibahas. Selain itu, sajian yang dibahas juga tidak dibedakan menurut jenis motherboard yang dipasang atau komputer yang digunakan.

Berikut ini tips mengoptimalkan UEFI BIOS pada PC

Untuk masuk ke dalam sajian UEFI BIOS sangat mudah. Kalian cukup menekan tombol tertentu pada keyboard begitu PC dinyalakan. Tombol-tombol ini umumnya akan ditampilkan pada layar monitor ketika proses POST. Jika tidak menemukannya, kalian bisa mencarinya dalam buku manual motherboard yang digunakan. Biasanya, tombol untuk masuk ke dalam sajian UEFI BIOS diantaranya tombol Delete, Esc, F2, atau F12.

Main

Merupakan sajian utama dalam UEFI BIOS. Di sini terdapat isu dasar ihwal sistem komputer yang dipakai. Salah satu fitur penting dalam sajian utama ini yaitu sistem penanggalan. Jika kalian menginstall sistem operasi, fitur penanggalan ini akan disinkronkan dengan penanggalan (jam dan tanggal) dalam sistem operasi tersebut.


Halaman utama UEFI BIOS. Credit : ami.com
Fitur penanggalan ini bisa kalian ubah sesuai jam atau waktu yang sebetulnya dengan memakai tombol arah dan tombol angka. Informasi yang tak kalah penting lainnya yaitu spesifikasi processor dan kapasitas memori RAM yang terdeteksi pada sistem.
Pada beberapa motherboard, sajian ini diberi label System Information atau Standard CMOS Features.

Hyper-Threading Technology (HTT)/Simultan Multi-Threading (SMT)

Fitur ini memungkinkan setiap core dalam processor bisa mengeksekusi 2 proses / threads sekaligus. Dengan begitu, kinerja processor menjadi lebih efisien. Mengatur fitur ini dalam posisi Enable akan meningkatkan kinerja PC khususnya ketika multitasking dengan cukup signifikan.
Namun untuk mengaktifkan fitur ini, kalian harus memakai processor yang telah mendukung fitur tersebut menyerupai seri Intel Core i7 dan AMD Ryzen 7. Jika processor tidak mendukung, tentu fitur tersebut tidak akan berfungsi. Fitur Hyper-Threading atau Simultan Multi-Threading ini telah kompatibel dengan banyak sekali macam sistem operasi modern menyerupai Windows XP dan di atasnya serta banyak sekali distro Linux.
Baca juga : Begini Spesifikasi AMD Ryzen, Processor Kencang Dengan Harga Murah!

CPU Cores Number/Active Core

Menu untuk mengatur jumlah core yang aktif dalam processor. Fitur ini biasanya didukung oleh processor yang mempunyai jumlah core lebih dari empat. Agar kinerja PC tetap optimal, fitur ini harus diset dalam nilai sesuai jumlah core maksimal yang dimiliki oleh processor. Dengan begitu, proses sanksi processor bisa lebih efisien.

Turbo Boost/Turbo Core

Teknologi yang sanggup meningkatkan frekuensi kerja processor di atas standar atau di atas kecepatan default. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kinerja komputer secara signifikan dengan tetap menyesuaikan batasan suhu, voltase, dan kemampuan maksimal processor yang terpasang. Untuk sanggup mencicipi teknologi ini, kalian harus memakai processor yang telah mendukung teknologi tersebut menyerupai seri Intel Core i5, i7, Seri AMD APU, FX, dan Ryzen. Agar sistem tetap optimal, set sajian tersebut pada posisi Auto. Jika memang processor sudah mendukung teknologi tersebut, tidak ada salahnya jikalau diset pada posisi Enable.


CPU Configuration. Credit : techspot.com

Base Clock (BCLK)/Bus Speed

Processor bekerja sesuai frekuensinya dalam satuan Gigahertz (GHz). Frekuensi ini merupakan hasil perkalian dari Base Clock dengan nilai Multiplier. Base clock merupakan nilai frekuensi standar yang digunakan untuk memilih frekuensi kerja sistem secara keseluruhan. Umumnya, base clock memiliki nilai sekitar 100 MHz.
Pada kebanyakan motherboard, perubahan nilai base clock berada pada posisi Auto. Tapi, sanggup dilakukan perubahan secara manual dengan memasukkan nilai tertentu. Perubahan nilai base clock tidak hanya besar lengan berkuasa pada frekuensi processor saja, tapi juga pada frekuensi memori RAM.
Untuk memaksimalkan kinerja PC, sebaiknya base clock tetap pada posisi standar. Kemampuan perubahan nilai base clock bergantung pada motherboard yang digunakan.

Multiplier

Beberapa motherboard mempunyai penamaan yang berbeda pada fitur ini. Ada yang memakai istilah CPU Ratio, ada juga yang memakai nama Clock Ratio, sementara yang lain tetap memakai istilah multiplier. Ratio atau multiplier ini merujuk pada nilai faktor pengali untuk mendapat frekuensi kerja processor.
Sebagai contoh, Intel Core i7-6700K mempunyai kecepatan frekuensi 4300 MHz atau 4,3 GHz. Jika base clock yang digunakan oleh sistem tersebut sebesar 100 MHz, maka ratio multiplier niscaya mempunyai nilai 43 (43 x 100 MHz = 4300 MHz).
Fitur multiplier ini tergolong langsung alasannya yaitu hanya tersedia pada processor dengan kemampuan overclock. Menu multiplier juga hanya ada pada motherboard kelas high-end yang telah mendukung acara overclocking. Dengan adanya fitur multiplier, kecepatan frekuensi processor tentu bisa dimaksimalkan.


Memory Configuration. Credit : techspot.com

Memory Clock/DRAM Frequency

Menu untuk menampilkan kecepatan frekuensi kerja dari memori RAM. Secara default, umumnya motherboard memakai pilihan Auto untuk mendapat nilai frekuensi yang terdeteksi. Perubahan frekuensi memori RAM sanggup dilakukan secara manual menyerupai dengan merubah frekuensi base clock, mengganti memori multiplier, atau memakai pilihan frekuensi yang telah disediakan.
Untuk memaksimalkan kinerja memori RAM, pastikan kalian memakai frekuensi maksimal yang sanggup didukung. Misalnya, jikalau memakai memori RAM DDR4 2133, maka kecepatan frekuensi yang dipilih yaitu 2133 MHz. Biasanya, pada motherboard kelas low-end, kecepatan frekuensi memori RAM dibatasi pada nilai standar paling rendah.
Baca juga : Memahami Fungsi dan Cara Kerja Memori RAM Pada Komputer

Timing Mode

Selain kecepatan frekuensi, yang mensugesti kinerja sebuah memori RAM yaitu faktor timing. Timing pada memori RAM merupakan representasi dari proses yang kompleks dalam sebuah RAM ketika bekerja. Nilai timing yang didukung oleh memori RAM biasanya tersedia pada label spesifikasi modul.
Secara default, mode timing diset pada posisi otomatis (Auto). Namun, banyak juga motherboard yang memungkinkan pengaturan timing secara manual. Tujuannya, semoga kalian bisa memaksimalkan kinerja memori RAM yang digunakan.
Timing pada memori RAM umumnya terbagi menjadi 4 angka yang ditulis berurutan yaitu CL, TRCD, TRP, and TRAS. Terkadang beberapa memori RAM juga mencantumkan angka kelima yang disebut sebagai Command Rate. Contoh timing pada memori RAM contohnya 7-8-8-24. Anggap sebuah RAM berbentuk menyerupai tabel yang mempunyai kolom dan baris dan didalamnya terdapat ruang untuk menyimpan banyak sekali data
  • CL atau CAS Latency merupakan nilai waktu yang diharapkan RAM untuk merespon perintah dari processor. Makin kecil nilai CL, maka kinerja RAM akan makin baik. CL yaitu angka yang paling penting pada kinerja memori RAM dibanding angka-angka lain pada timing memori. Jika kalian memakai modul memori RAM yang berkualitas tinggi, tidak ada salahnya untuk memakai nilai CL paling kecil. Dengan begitu, proses terusan data dari dan ke memori bisa lebih cepat.
  • TRCD atau "RAS to CAS delay" merupakan waktu yang diharapkan RAM untuk melaksanakan aktivasi antara baris dan kolom ketika pemrosesan data. Makin kecil nilai TRCD, aktivasi sebelum pemrosesan data pada memori RAM akan semakin cepat.
  • TRP atau "RAS precharge" yaitu waktu yang diharapkan RAM untuk melaksanakan perpindahan ke baris berukutnya. Makin kecil nilainya, makin cepat performa sebuah RAM
  • tRAS atau "active to precharge delay" merupakan waktu yang diharapkan RAM untuk menunggu arahan berikutnya masuk sesudah arahan sebelumnya selesai dikerjakan. Nilai tRAS setidaknya berupa penjumlahan dari ketiga nilai timing sebelumnya (karena merupakan proses terakhir sesudah melewati ketiga proses sebelumnya) dengan toleransi beberapa clock cycle. Seperti pada pola timing sebelumnya : 7+8+8 = 23. Nilai TRAS 23+1 = 24. Penambahan nilai 1 bertujuan untuk stabilitas. Sebab jikalau nilai pada timing melebihi batas kemampuan memori RAM, kesudahannya pemrosesan data sanggup terganggu yang berujung error pada sistem.
  • Command Rate (CMD) merupakan waktu yang diharapkan ketika pertama kali memori RAM aktif. Secara default, CMD biasanya diatur pada nilai 1T yang merupakan waktu jeda tercepat. Sama menyerupai nilai yang lain, makin kecil angka CMD berarti makin manis kinerja sebuah memori RAM.

eXtreme Memory Profile (XMP)

Beberapa modul memori RAM mempunyai profil khusus yang dinamakan XMP. XMP berisi isu penting mengenai memori RAM menyerupai frekuensi maksimal dan timing tercepat yang sanggup didukung. Jika XMP diaktifkan atau diatur pada posisi Enable, maka memori RAM akan memakai pengaturan paling optimal. Sebagai informasi, banyak motherboard yang secara default memakai pengaturan standar meski memori RAM yang digunakan bisa bekerja dengan maksimal. XMP umumnya tersedia pada modul memori RAM kelas premium.


Bersambung ke bagian ke dua...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel