Macam - Macam Sambungan Kayu Yang Banyak Dipakai Pada Bangunan

PENGERTIAN HUBUNGAN KAYU

Tau kan kalau panjang kayu yang ada di pasaran itu ukurannya terbatas banget, sedangkan dalam suatu kontruksi biasanya membutuhkan kayu yang sangat panjang. Biasanya panjang kayu yang ada di pasaran hanya sekitar 4 meter loh. Nah untuk mengatasi keterbatasan ukuran panjang kayu dibutuhkan adanya yang namanya “sambungan”.

Nah, sambungan itu apa sih? Oke jadi, sambungan kayu yaitu dua batang kayu/lebih yang saling disambungkan satu sama lain, sehingga menjadi 1 batang kayu yang sangat panjang. Untuk panjang kayunya sesudah disambungkan itu tergantung kebutuhan sih, pada dasarnya kalau panjang kayunya yang dibutuhkan itu lebih dari 4 meter, ya harus disambung. Oke hingga sini paham? Lanjut ya.

Keterangan:
Sambungan kayu mendatar dengan gaya tarik atau tekan mendatar yang berada pada satu bidang atau bidang 2 dimensi , misalnya digunakan untuk menyambung balok tembok, balok gording, balok bubungan.

Keterangan:
Sambungan kayu tegak dan gaya tekan sejajar serat pada 1 bidang / bidang 2 dimensi digunakan untuk menyambung tiang-tiang penyangga.


HUBUNGAN KAYU

Nah sesudah tadi bahas wacana sambungan, kini lanjut bahas wacana kekerabatan kayu. Hubungan kayu? Apasih bedanya sama sambungan? Hmm
Jadi, kekerabatan kayu yaitu dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan menjadi satu benda atau satu cuilan kontruksi dalam satu bidang maupun dalam satu ruang berdimensi tiga. Makara beda banget dong sama sambungan yang cuma disambung – sambung aja. Oke ngerti? Lanjut ya ke teladan – contohnya.

Contoh kekerabatan kontruksi kayu:
Hubungan pada sambungan-sambungan pada kuda-kuda (joint), kekerabatan pintu, jendela.

Syarat-syarat kekerabatan kayu:

Nah untuk menciptakan suatu kekerabatan balok kayu yang kokoh nggak sanggup sembarangan ya, harus memenuhi syarat-syarat yang udah ditetapkan loh, syarat – syaratnya sebagai berikut:
  •       Diusahakan kekerabatan dibentuk sesederhana mungkin tetapi kokoh, maksudnya biar dengan gampang sanggup dikerjakan, gampang dipasang.
  •         Hindari memakai kayu yang benar-benar cacat.
  •         Perhatikan sifat-sifat kayu terutama terhadap penyusutan, pengembangan, maupun penarikan
  •         Hindari menarik (melubangi) kayu terlalu dalam, alasannya yaitu sanggup melemahkan kekerabatan kayu itu sendiri
  •         Bentuk sambungan dan kekerabatan harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja padanya
  • ·        Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan ditumpu secara merata atau di tempat-tempat tertentu, alasannya yaitu akan mensugesti posisi/kedudukan balok itu sendiri, dalam keadaan rebah/berdiri.
  • ·      Sebelum kekerabatan dari kedua kayu saling disatukan, lebih baik di las dahulu dengan cat dasar (lood menie) supaya kekerabatan tahan lembab dan awet


Nah, kekerabatan kayu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok nih:
  1. Sambungan memanjang, digunakan untuk menyambung balok tembok gording, dsb.
  2. Hubungan yang arah serabutnya berlainan, digunakan untuk hubungan-hubungan pintu, jendela, kuda-kuda, dll
  3. Sambungan melebar (sambungan papan), digunakan untuk menyambung bibir lantai, dinding, atau atap

Oke hingga disitu pembahasan wacana kekerabatan kayu. Kita lanjut ke macam – macam kekerabatan kayu ya. Stay here, we continue!


MACAM MACAM SAMBUNGAN KAYU YANG BANYAK DIGUNAKAN PADA BANGUNAN



Jadi, yang pertama ada sambungan kayu memanjang,
Kedua ada sambungan memanjang tegak lurus
And the last, ada sambungan kayu melebar
Berikut klarifikasi dan teladan gambarnya satu – satu ya, check this out!

SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

  • Sambungan bibir lurus dada tegak















Sambungan ini digunakan bila sepanjang balok-balok dipikul secara merata, tidak mendapatkan gaya tarik, misalnya itu kaya balok tembok.


  • Sambungan bibir lurus dada miring


Digunakan kalau balok mendapatkan gaya ungkit ke atas. Contohnya pada ujung balok tembok
Nah panjang bibirnya 2 – 2 ½ T
Kedua dada dibentuk miring sebesar 1/8 – 1/6 T

  •      Sambungan bibir lurus ekspresi ikan

Digunakan bila ada gaya samping dan tidak mendapatkan gaya tarik yang besar. Serong ekspresi ikan dibentuk sepanjang 1/8 – 1/6 T, panjang bibir 2 – 2 ½ T

  •      Sambungan bibir lurus berkait

Digunakan bila suatu balok akan mendapatkan gaya tarik yang arahnya saling berlawanan dengan gaya tarik ini diterima oleh bidang yang tegak.
Besarnya gaya tarik:    P = b x ½ t x µ tarik (tegangan tarik)
Besarnya gaya gesek: S = b x 1 ¼ t x µ gesek (tegangan gesek)

Keterangan:
b          = balok lebar mendatar
µ tarik  = tegangan tarik
µ geser            = tegangan geser

nah untuk menguji pemahaman kalian, ada teladan soal yang sanggup dicoba nih. Supaya nambah pengetahuan kalian juga. inget, practice make perfect! Selamat berlatih.

contoh soal :
diketahui: balok kayu dengan ukuran 8 x 12 memakai sambungan bibir lurus berkait, diberi gaya tarik P. Jika diketahui tegangan tarik izin sebesar 10 kg/cm2 dan tegangan geser izin sebesar 5 kg/cm2. Hitung besarnya gaya tarik dan gaya geser yang sanggup dipikul oleh balok tersebut!


Gimana? Udah ngerti atau masih galau nih? Sok lah cocokin tanggapan kalian. Alhamdulillah kalau udah bener jawabannya. Kalo masih salah ya gapapa lah namanya masih belajar. Keep spirit!

Jawaban:
Besarnya gaya tarik yang sanggup dipikul balok:
P= b x 1/5 t x µ tarik = 12 x 1/5 (8) x 10 = 192 kg
Besarnya gaya geser yang sanggup dipikul balok:
S= b x 1 ½ t x µ geser = 12 x 1 ½(8) x 5 = 720 kg

  •         Sambungan bibir miring tanpa kait (dada tegak)

Sambungan ini digunakan apabila balok berada di atas dua rujukan atau lebih menyerupai balok gording yang ditumpu atau ditahan oleh balok kaki kuda-kuda

  •        Sambungan bibir miring dengan kait (dada tegak)

Sambungan ini digunakan untuk balok yang akan mendapatkan gaya elastis (momen) maupun gaya tarik, misalnya balok gording ditinjau dari ilmu gaya (mekanika) diusahakan sambungan ini berada pada peralihan momen positif  ke momen negatif yang besarnya = 0.
Letak bibir pemikul harus di bersahabat kaki kuda-kuda

  •  .      Sambungan bibir miring tanpa kait (dada serong)

Sambungan ini sanggup digunakan untuk menahan gaya elastis dan gaya ungkit yang arahnya ke atas dan diperlukan pada sambungan ini tidak mendapatkan gaya tarik pada kedua ujung balok ditakik dada miring sedalam 1/8 – 1/6 t dan panjang bibir pada arah datar 2 – 2 ½ t.

  •   .   Sambungan memanjang kunci sesisi (kunci di atas)












Sambungan ini digunakan untuk kontruksi kuda-kuda, yaitu untuk menyambung balok kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Agar tidak mengganggu pemasangan langit-langit (plafon), maka balok pengunci diletakkan di atas balok tariknya. Untuk menjepit balok pengunci dan balok tarik yang disambung, biasanya ditembus dengan 4 buah baut mur dengan diameter 14 – 16 mm.

Adapun daya tahan penampang terhadap gaya-gaya luar sebagai berikut:
Daya tahan tarik          = (t-a) x b x tegangan tarik
Daya tahan tekan        = a x b x tegangan tekan
Daya tahan geser        = c x b x tegangan geser

Keterangan:
a          = 1/8 – 1/6 t
c          = ¼ x panjang balok kunci
b          = lebar balok
t           = tinggi balok


  •  .      Sambungan memanjang kunci sesisi (kunci di bawah)

Sambungan memanjang kunci dengan balok pengunci berada di bawah, biasanya digunakan untuk menyambung balok tarik yang ditumpu oleh tiang kayu.
Untuk menahan goyah dikedua ujung balok dibentuk kekerabatan alur dan lidah. Sedangkan kekerabatan antara tiang penyangga dengan balok kunci dibentuk kekerabatan pen dan lobang , kedalaman maksimum lobang ½ t. Balok yang disambung dijepit oleh baut mur diameter 14 – 16 mm. Ukuran panjang pengecap 4 – 5 cm, lebar pengecap 1/3 tebal kayu.


Nah, untuk klarifikasi tentang sambungan memanjang tegak lurus dan sambungan kayu melebar, tunggu artikel berikutnya ya. jangan lupa berlangganan via email ya supaya nggak ketinggalan update nya loh. See ya. Jangan lupa komen dan share.

Sumber https://arsitekturseru.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel