Bagaimana Insting Insan Bekerja (Part 2)
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas sumber-sumber insting, tujuan insting, objek insting, daya dorong insting. Dan juga insting hidup (eros) yang dibagi menjadi dua yakni self preservation insting dan seksual insting. Di artikel ini kita akan membahas perihal jenis insting yang kedua yaitu insting mati (thanatos) dan aneka macam refleks bawaan lahir yang menjadi dasar dari kepribadian.
Insting Mati (Thanatos)
Atau disebut destruktif insting ialah keterarahan insan pada kematian. Dinamika dalam hidup insan ialah hasil obrolan antara kehidupan dan kematian. Insting mati bekerja secara “sembunyi-sembunyi” dibanding insting hidup, maksudnya kalau insting hidup akan mempertahankan diri untuk hidup dalam bentuk tingkah laris yang pribadi contohnya makan, maka lain halnya dengan insting mati.
Insting mati tidak secara pribadi menampakkan sikap sesuai dengan wujudnya. Misalnya insting mati mendorong orang untuk merusak dirinya sendiri, akan tetapi sebab insting hidup orang tersebut lebih kuat, maka kecenderungan merusak diri tersebut akan ditransformasi menjadi dorongan agresi yang merupakan bentuk penyaluran biar orang tidak melukai dirinya sendiri..
Misalnya ketika seorang ayah dimarahi oleh atasannya, maka sesampainya di rumah ia sanggup saja melampiaskan marahnya ke istrinya, hal ini sebab insting hidup sang ayah lebih berpengaruh daripada insting matinya. Misalnya saja insting matinya lebih berpengaruh sanggup saja ia melukai dirinya sendiri. Akan tetapi dorongan bergairah tidak selalu ditransformasi menjadi hal yang negative. Bisa saja hal itu ditransformasi ke hal yang kasatmata contohnya mirip olahraga tinju
Dalam hidup ini sudah ada bibit bibit ajal dan dalam ajal juga ada impian akan kehidupan. Manusia berusaha mempertahankan hidupnya dan menghindari kematian, namun sebetulnya hanya sebab ada ajal maka hidup akan menjadi lebih berarti. Bayangkan saja ketika semua orang hidup abadi maka tidak akan ada perpisahan, kita tahu bahwa perpisahan lah yang menciptakan keberadaan seseorang bernilai.
Hadirnya ajal dalam hidup ini menciptakan dinamika hidup semakin berwarna. Melanie klein (dalam ogden 1986) menyampaikan bahwa insting mati biasanya aktif ketika insan dilahirkan, yaitu ketika ia terpisah dengan kebersatuannya dengan ibu dalam kandungan. Saat insan terpisah dari ibu ia merasa berada dalam bahaya. Hidupnya akan berakhir dan ajal terasa dekat. Dan pada ketika inilah insting mati aktif berdampingan dengan insting hidup. Karena insting matilah insan untuk pertama kalinya memobilisasi segala daya upaya dalam dirinya untuk mempertahankan diri. Insting matilah yang mengaktifkan defense mekanisme.
Beberapa Refleks Yang Menjadi Dasar Kepribadian
Refleks ialah suatu respon otomatis individu dalam menghadapi stimulus dari luar. Refleks tidak perlu dipelajari sebab berasal dari bawaan lahir. Sebelum ada kepribadian dan tingkah laku, yang ada ialah insting dan aneka macam refleks. Kepribadian dan tingkah laris gres akan terbentuk ketika seseorang insan berinteraksi dengan lingkungannya, mengenalnya dan menguasainya. Ada beberapa refleks penting yang menjadi dasar dari kepribadian tapi kita tidak akan membahas semuanya. Kita hanya akan membahas 2 refleks yaitu refleks menelan / meludah dan refleks kinestetik.
Refleks Menelan Dan Meludah
Refleks menelan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Bayangkan saja apabila seorang bayi tidak sanggup menelan, maka ia akan kelaparan. Setelah seseorang dilahirkan, orang tersebut mendapat masakan dengan cara menelan zat masakan (asi) dari ibunya. Melalui asi, bayi mendapat pengalaman pertama dalam berinteraksi dengan insan yaitu sang ibu. Sudah menjadi refleks bawaan bila bayi akan menelan sesuatu yang yummy baginya dan meludahkan sesuatu yang tidak yummy baginya. Melalui refleks menelan ia mengambil sesuatu dari orang lain untuk dijadikan kepingan dari dirinya
Refleks ini menjadi dasar suatu prosedur pertahanan diri yang dinamakan introyeksi (akan dijelaskan di kepingan lain). Dan melalui meludah ia menolak dan mengeluarkan sesuatu yang tidak yummy yang tidak ingin dijadikan kepingan dari dirinya. Refleks meludah menjadi dasar bagi prosedur pertahanan diri proyeksi. Sama halnya dengan menelan dan meludah, maka melalui prosedur introyeksi dan proyeksi terbentuklah kepribadian yang kompleks
Refleks Kinestetik
Interaksi antara insan dan lingkungan berlangsung melalui tubuh. Manusia harus mempersepsi lingkungan dengan akurat biar sanggup menguasainya (mastery). Ada kaitan yang erat antara persepsi, badan dan mastery. Contoh pengalaman mencar ilmu mengendarai sepeda. Kita tahu bahwa menguasai kendaraan ialah mirip menguasai badan sendiri kalau kita sanggup menghayati kendaraan tersebut mirip badan sendiri kita akan sanggup menguasainya. Inilah yang dimaksud refleks kinestetik, yaitu refleks yang menggerakkan badan untuk memalsukan lingkungan.
Refleks kinestetik juga merupakan perwujudan paling primitif dari upaya insan untuk mengenal dan menguasai objek di lingkungannya yaitu dengan mengarahkan dan menggerakkan tubuhnya mirip objek tersebut, sehingga ia merasa menyatu dengan objek tersebut dengan kata lain objek dihayati sebagai kepingan dari dirinya. Refleksi ini merupakan dasar dari prosedur pertahanan diri yang bernama identifikasi
Sumber
https://servoclinic.com/2017/03/16/bagaimana-insting-manusia-bekerja-part-2/