Kenapa Sih Kuliah Arsitektur?
Beberapa sahabat saya (banyak juga sih) yang bertanya ke saya "kenapa sih milih jurusan arsitektur?". Lelah juga jikalau dijelasin terus menerus, makanya kali ini saya bakal sharing dongeng saya kenapa sih akibatnya tetapkan menentukan jurusan arsitektur. Sebelumnya mau kasih tau dulu jikalau saya ini lulusan Sekolah Menengah kejuruan jurusan Teknik Gambar Bangunan, jadi memang sudah nyambung sama jurusan arsitektur. Dulu sempat terlintas untuk menentukan jurusan teknik sipil tetapi saya urungkan alasannya saya kemudian tau bahwa jurusan teknik sipil dipenuhi dengan hitungan dan saya sudah bosan menghitung, akibatnya tetapkan untuk menentukan arsitektur bahkan saya hingga menciptakan prinsip “tidak mau kuliah jikalau tidak jurusan arsitektur”. Saya harus kuliah jurusan arsitektur, bebas di kampus manapun. Saya mau tinggal di manapun, selama saya bersama orang yang saya cinta (hmm).
Saya dulu yakni fans dari Ariel NOAH dan kebetulan cita – cita Ariel yakni seorang arsitek, berawal dari hal itulah akibatnya saya putuskan saya ingin jadi arsitek. Semakin usang menjalani perkuliahan, saya makin yakin dan makin mantap bahwa passion saya memang di arsitektur. FYI, kini saya sudah tidak tidak ngefans lagi dengan Ariel NOAH, itu DULU. Kalau ditanya ngefansnya sama siapa (setelah Rasulullah), saya ngefans sekali sama khadijah alasannya beliau totalitas membantu Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam dalam berdakwah. Oke kembali lagi ke topik arsitektur deh.
Mungkin kata – kata saya di bawah nanti memang agak alay dan berlebihan, tapi itulah yang saya rasakan. Namanya juga cinta. Bukan cinta jikalau tidak alay.
Untuk saya, arsitektur bukan sekedar jurusan semata tetapi arsitektur yakni jiwa saya. Kuliah arsitektur menciptakan saya paham bahwa cinta memang jalannya tidak selalu mulus dan tidak mudah, tetapi cinta bisa mengalahkan segalanya. Sebanyak apapun beban tugas, saya tetap cinta dan makin cinta dengan arsitektur dan tidak pernah terlintas difikiran saya untuk meninggalkan arsitektur. Sebanyak apapun keluhan perihal perkuliahan, cinta akan menguatkanmu. Cintai jurusanmu dan kau akan temukan kenyamanan di dalamnya. (INI SERIUS LOH)
Arsitektur juga bukan hanya soal membangun rumah, tetapi juga perihal bagaimana mendesain suatu bangunan yang nyaman dihuni dan bagaimana biar bangunan tersebut sanggup menyatu dengan alam tanpa merusak alam. Arsitektur mempunyai banyak sisi yang tidak bisa dirasakan oleh awam.
Arsitektur juga bukan hanya soal menggambar di kertas, tetapi juga perihal kesabaran. Sabar apabila kiprah direvisi oleh dosen kemudian harus mengulang gambar lagi dari awal, dengan sangat terpaksa melanjutkan begadang yang tak kunjung usai. Sudah tidak tidur berhari – hari, kemudian mendengar celotehan sahabat dari jurusan lain, “gampang kan, cuma gambar doang?”. Mendengar perkataan itu lagi – lagi kesabaran sedang diuji. Sabar menahan tangan untuk tidak menampar mulutnya dan cukup didengar dan diberi senyuman kemudian teringat satu hadist “jangan marah, bagimu surga”.
Arsitektur juga bukan hanya soal jalan – jalan dan bahagia – bahagia menyerupai yang kadang dunia lihat, tetapi juga perihal bagaimana mencoba lebih peka terhadap bangunan dan lingkungan sekitar. Jalan – jalan arsitektur bukan hanya soal pamer di instastory, tetapi juga perihal memahami huruf bangunan dan yang lainnya.
Arsitektur itu penuh tekanan, tetapi juga penuh dengan tantangan. Arsitektur kadang tidak adil, tetapi menyerupai itulah dunia. Kamu hanya perlu berkata “AKU SIAP” menyerupai spongebob yang selalu siap menghadapi tantangan apapun.
Arsitektur juga bukan hanya perihal pertemanan, tetapi juga perihal keluarga kecil yang terbentuk alasannya mempunyai tekanan yang sama (deadline mendekat misalnya). Bukankah menyenangkan jikalau tekanan malah menciptakan kita mempunyai keluarga baru? Eh.
Arsitektur juga bukan hanya soal membangun bangunan kecil, tetapi juga bagaimana membangun dunia menjadi lebih indah. Bukan hanya indah, tetapi juga nyaman tanpa merusak keindahan alamnya.
Arsitektur mempunyai banyak makna untuk saya. Beberapa tidak bisa saya katakan, terlalu kompleks hingga saya tidak tau apa yang akan saya tulis di sini. Jadilah bab dari arsitektur dan jadilah bab dari perubahan dunia.
Oh iya, dunia arsitektur itu kejam. Biasakan telingamu untuk mendengar “PERCUMA KULIAH ARSITEKTUR MAHAL – MAHAL TAPI NGGAK BISA NGEBANGUN RUMAH TANGGA SAMA DOI”. Belajar sabar aja. Alhamdulillah saya pernah dikatain begitu, padahal bukan nggak bisa, tapi belom siap hahaha.. INTINYA saya kuliah arsitektur alasannya arsitektur yakni jiwa saya. Thanks!
Segitu saja deh. Lain kali saya sambung lagi dongeng cintanya.. cintai arsimu, nugas lembur tiap hari (pakai nada yakult). Semoga menghibur. Jangan lupa komen dan share.