Dongeng Hero Saber Yang Bertekat Menjadi Ahli Pedang Yang Tak Terkalahkan Mlbb
Kisah Hero Saber
Jauh di dalam pegunungan di sebelah utara cadia Riverlands, terdapat suatu desa yang sunyi dan damai.Desa ini adalah kawasan tinggal dari Tianyin Swordmaster Sect yang legendaris dan juga merupakan tempat di mana Duan Meng menghabiskan era kecilnya untuk menyempurnakan tekniknya.
Ketika usianya cukup memegang pedang bambu, Duan Meng bertekad untuk menjadi seorang ahli pedang yang mahir.Sementara orang lain masih tidur, ia akan bangkit dan berlatih keras dan akan terus berlanjut sampai matahari terbenam dan bulan sudah terbit dan menyoroti langit.
Dia mengenali bahwa kriteria untuk memasuki Tianyin Swordmaster Sect begitu tinggi dan maka dari itu, sehabis berlatih siang dan malam dalam topan, hujan dan salju, gerbang kuil suci itu pun jadinya terbuka untuk Duan Meng.Tidak usang lalu, bakat dan obsesinya yang hebat terhadap ilmu pedang menarik minatdari pemimpin mereka, Master Longma, yang dahulu merupakan murid dari Great Dragon dan pemimpin spiritual dari Tianyin Swordmaster Sect.Di bawah panduan Master Longma, Duan Meng mulai mengungguli sobat - temanya dan menjadi pemimpin murid generasi baru.
Seiring berjalannya waktu, Duan Meng mulai lelah akan kehidupan di pegunungan yang menjemukan.Obsesinya akan ilmu pedang dan ambisinya menjadikannya ingin menantang lawan yang lebih berpengaruh sehingga beliau mampu membuat legendanya sendiri dan menyebarkannya ke seluruh dunia, layaknya hebat pedang legendaris yang menginspirasi perjalanan pribadinya.Tetapi, Master Longma menolak permintaannya untuk pergi dari gunung itu.
Ini belum waktunya.Kamu belum menjadi spesialis pedang yang tidak terkalahkan.Duan Meng yang masih muda dan sarat semangat menolak untuk menuruti perkataan gurunya.Dia cukup percaya diri dengan kemampuannya dan berharap untuk meningkattan ilmu pedangnya dengan cuma melalui pertandingan secara terus - menerus.
Selama bertahun - tahun, Duan Meng berkelana ke seluruh penjuru Cadia Riverland, mengalahkan satu demi satu ahli pedang, tergolong para rakyat Dragon Altar.Dia terus mendekat pada gelar Ahli Pedang Terhebat tanpa mengalami satu pun kekalahan.
Ini yaitu ketika - dikala sebelum Duan Meng berjumpa dengan seseorang yang hendak menjadi tentangan terhebatnya, Zhixu.Orang ini tiba entah dari mana dan tidak memiliki guru.Hidupnya bagaikan sebilah pedang, dibentuk dengan tepat dan dilengkapi oleh dirinya sendiri.
Dalam pertarungan mereka, Duan Meng dikalahkan dan bahkan tidak dapat melawan kembali.Untuk mengalahkan Zhixu pada sebuah hari nanti, Duan Meng mengucilkan dirinya di pegunungan dan berlatih dengan keras selama tiga tahun.
Di simpulan waktu tiga tahun ini, Duan Meng merasa siap untuk bertarung kembali dengan Zhixu dan turun dari pegunungan itu.Tetapi takdir berkata lain, lawannya sudah meningkat dengan lebih pesat dalam waktu tiga tahun ini.Dia kembali kalah dan bahkan pedangnya dibelah menjadi dua oleh lawanya.
Kegagalan Duan Meng mengingatkannya pada perkataan gurunya: Ini belum waktunya.Kamu belum menjadi spesialis pedang yang tidak terkalahkan.Akan namun, Duan Meng mengenali bahwa ia sudah melakukan semua yang mampu beliau kerjakan dan tidak ada cara untuk membuat pedang di tangannya menjadi lebih singkat ataupun lebih kuat.
Untuk mencari gaya ilmu pedang yang benar - benar tidak terkalahkan, Duan Meng meninggalkan daerahnya Cadia Riverlands dan berkelana ke seluruh penjuru Land of Dawn.Dalam perjalanannya, beliau mendengar kabar perihal Laboratorium 1718 - bahwa mereka dapat menstimulasi potensi badan manusia lewat trasformasi buatan, memberikan kekuatan lebih kepada seseorang.Duan Meng tidak mampu menahan keingintahuannya.Jika kabar ini benar maka, maka dia masih memiliki potensi untuk meraih puncak dari ilmu pedang.Selama dia dapat menjadi lebih besar lengan berkuasa, beliau rela melaksanakan semuanya.
Pada dikala ini, ilmuwan jahat dari laboratorium 1718 juga kesengsem pada jago pedang dari timur ini.Mereka sedang menyiapkan proyek augmentasi gres untuk membuat senjata manusia.Ketika kedua pihak menyepakati proyek ini, transformasi tersebut dimulai.
Setelah berulang kali melakukan eksperimen dan operasi, proyek tersebut akhirnya berhasil dan suatu makhluk dengan kekuatan mekanis serta kesanggupan berpedang dan kesanggupan merasa mirip insan kesannya terlahir.Tetapi sesudah bangun, Duan Meng telah lupa akan semuanya perihal dirinya, tergolong namanya sendiri.Dia kemudian diberikan nama gres oleh para penciptanya: Saber.Senjata dari Laboratorium 1718, Saber menjadi alat yang dipakai untuk mengejar pihak - pihak yang menentang mereka.
Tentunya, ini semua merupakan rencana dari Laboratorium 1718.Mereka bermaksud untuk memancing orang yang tepat untuk membantu mereka menuntaskan rencana senjata insan ini.Setelah transformasi tersebut telah simpulan, Duan Meng, yang dulunya berkhayal untuk mencapai puncak tertinggi dari ilmu pedang, tidak lagi hidup.Sebagai gantinya sebuah pembunuh mekanis, Saber, dilahirkan.
Meskipun para pencipta Saber percaya bahwa mereka telah berhasil, seiring berjalannya waktu, gerakan yang tidak ajaib, perasaan memegang pedang di tangannya, pembunuhan demi pembunuhan, hari demi hari sesuatu mulai berkecimpung di hati Saber.Sebagai seorang petarung, dia tidak mampu mendapatkan statusnya yang diturunkan menjadi seorang mesin pembunuh semata dan mampu mencicipi memori yang terpendam jauh di dalam pikirannya yang bertarung untuk dikenang kembali.Dia mulai mempertanyakan kurun lalunya sendiri dan arti kehidupannya.
Dia sebuah malam yang larut, tersiksa oleh cuilan - bagian ingatannya, Saber menghacurkan implan yang mengontrol saraf di kepalanya, menghancurkan laboratorium proyek senjata humanoid tersebut dan mengawali perjalanan yang jauh, sarat dengan kesepian.
Bertahun - tahun setelahnya, Laboratorium 1718 tidak pernah mengalah dalam pengejaran sebuah benda yang dianggap selaku produk gagal.Melalui seluruh pertandingan dan perjalanan setelahnya, Saber bertekad untuk mendapatkan kembali nama dan asalnya.Potongan - pecahan ingatannya terus kembali, membimbingnya untuk mendapatkan periode lalunya secara perlahan.Hanya ada satu hal yang beliau yakini dia mengenali bahwa beliau belum menjadi mahir pedang yang benar - benar tidak terkalahkan dan bahwa beliau masih mempunyai lawan yang menantikan pertandingan mereka berikutnya.