6 Penjabaran Jenis Font Serif Menurut Bentuknya
![]() |
Seiring dengan perkembangan, muncul juga bentuk-bentuk gres dari jenis aksara serif ini. Secara umum, aksara serif sanggup dikelompokan menjadi 6 menurut bentuknya, yaitu; Old style, Transitional, Neoclassical & Didone, Slab, Clarendon, dan Glyphic. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Old style Serif (gaya lama)
Kategori ini meliputi tipe Roman versi awal, yang mulanya diciptakan antara selesai kurun ke-15 hingga pertengahan kurun ke-18. Typeface lain yang didesain sehabis jenis aksara ini, juga dicipatakan pada periode yang sama. Pada desainnya, sumbu dari lekuk garisnya akan lebih condong ke arah kiri, dengan demikian weight stress-nya akan berada disekitar 330° hingga 150°. Perbedaan pada ketebalan garis karakternya tidaklah dramatis, dan rangka hurufnya (hairline) akan cenderung berada di bab yang tebal (heavy side). Serif old style hampir selalu mempunyai desain bracket (berbentuk segitiga) pada bab serifnya. Kepala serifnya sering berbentuk menyudut. Untuk beberapa versi, mirip pada desain Venetian old style, sanggup kita dibedakan dari arah garis diagonal yang terdapat pada bentuk aksara "e" kecil, mirip gambar di bawah.
2. Transitional Serif (transisi)
Seorang typographer berjulukan John Baskerville, memperkenalkan bentuk transitional serif pada pertengahan kurun ke-18. Typeface ini wewakili transisi perubahan dari bentuk old style serif ke bentuk neoclassical design, menggabungkan karakteristik antara keduanya. Pengerjaan oleh Baskerville memakai kertas yang dikalendering dan metode percetakan yang telah diperbarui (yang keduanya dikembangkan oleh Barkerville sendiri) memungkinkan bentuk karakter dengan garis yang lebih tajam untuk diproduksi, dengan mempertahankan juga bentuk karakter yang halus. Walaupun bentuk sumbu garis yang melengkung lebih cenderung dimiliki oleh transitional design, namun umumnya garis karakter juga mempunyai vertical stress. Garis tebal pada karakternya lebih terlihat menonjol, jikalau dibandingkan dengan old style serif. Bentuk serifnya masih bracket (menyerupai segitiga) dengan bentuk kepala serif yang miring. Seperti gambar di bawah.
3. Neoclassical & Didone
Bentuk typeface ini diciptakan pada sekitar selesai kurun ke-18, tidak usang sehabis pendahulunya. Giambattista Bodoni ialah orang dibalik style ini. Pada ketika pertama kali digunakan, typeface ini disebut dengan nama desain "classical". Walaupun demikian, telah terang penggunaannya pada mesin cetak pertanda bahwa tipe ini bukanlah pembaruan dari bentuk gaya classic, tetapi style ini benar-benar merupakan bentuk desain yang baru. Setelah hasil pembagian terstruktur mengenai yang telah dilakukan, nama dari bentuk style ini berubah ke "modern". Sejak pertengahan kurun ke-20, bentuk ini diklasifikasikan lagi ke bentuk neoclassical atau didone. Perbedaan garis tipis dan tebal dari karakternya terlihat sangat dramatis dan "ekstrim". Sumbu dari lekuk garisnya vertikal, dan mempunyai sedikit bentuk bracket atau bahkan tidak sama sekali. Di banyak kasus, ujung garis pada style ini akan mempunyai bentuk yang membulat, bukannya efek garis pulpen mirip pada pendahulunya. Bentuk ini diciptakan untuk kesan yang lebih sopan, namun dengan karakter aksara yang juga didesain dengan jelas. Perhatikan gambar di bawah.
4. Slab Serif
Typeface slab serif telah menjadi terkenal penggunaannya dalam periklanan pada kurun ke-19. Typeface ini mempunyai garis serif yang tebal, dengan sedikit bentuk bracket atau tidak sama sekali. Umumnya, perbedaan garis tebal pada karakter ataupun hurufnya hampir tidak terlihat. Dengan kata lain, tebal garisnya terlihat sama dihampir seluruh bagian. Banyak dari para pembaca yang menyampaikan bahwa bentuk dari slab serif hampir ibarat bentuk sans serif.
5. Clarendon Serif
Typeface yang dibentuk sehabis bentuk Clarendon Serif yang pertama dirilis pada pertengahan kurun ke-19, juga masuk ke dalam kategori ini. Clarendon didesain tebal sebagai komposisi pada teks. Perbedaan pada kelebalan garisnya hanya sedikit, dengan ukuran panjang garis serif yang pendek hingga medium. Kemudian, banyak dari jenis ini yang dirilis dengan ukuran yang besar, yang diperuntukan sebagai display type. Perbedaan ketebalan garisnya menjadi semakin terlihat, dengan garis serif yang lebih panjang dari desain awalnya. Style ini juga lebih gampang untuk dibaca.
6. Glyphic
Typeface yang termasuk dalam kategori ini lebih terlihat mirip kaligrafi, daripada goresan pena tangan memakai pena. Perbedaan ketebalan garis pada umumnya sangat minimal, dengan sumbu dari garis lengkung yang berbentuk vertikal. Ciri dari typeface ini ialah serifnya yang berbentuk segitiga, atau garis selesai pada aksara atau karakternya yang didesain melebar. Dalam beberapa sistem pembagian terstruktur mengenai yang dilakukan, kategori ini dipisah lagi menjadi 2 kelompok, yaitu glyphic dan latin. Dimana latin akan mempunyai garis serif dengan bentuk segitiga yang lebih tegas.
Baca juga :
- 4 Klasifikasi Jenis Font Sans Serif Berdasarkan Bentuknya
- 12 Font Terbaik Yang Praktis Dibaca, Terutama Untuk Blog & Desain Web
reference: fonts.com